untuk berita versi bahasa inggris

Perubahan iklim (Climate Change) merupakan ancaman serius yang sedang dihadapi oleh umat manusia dasawarsa ini, –terlepas tentang perdebatan tentang kebenaran dari adanya perubahan iklim tersebut– manusia dihadapkan oleh berbagai masalah yang berhubungan dengan lingkungan yang secara langsung mengganggu aktivitas hidup manusia, sebut saja kekeringan ekstrem di banyak negara tropis khususnya negara-negara di benua Afrika yang mengancam ketersediaan pangan bagi masyarakat dunia, anomali cuaca di seluruh dunia, cuaca ekstrem di daerah subtropis yang merenggut banyak jiwa, kenaikan muka air laut di seluruh dunia yang mengancam menenggelamkan pulau-pulau kecil, dan masih banyak lagi masalah yang semakin ditelusuri semakin banyak permasalahan untuk disebutkan.

Contoh langsung yang dapat kita lihat misalnya, kenyataan bahwa Indonesia merupakan negara tropis dengan 2 musim, kemarau dan hujan yang dulunya sangat terjadwal. April sampai September merupakan musim kemarau dan sisa bulannya merupakan musim hujan, dan kenyataannya hingga akhir bulan Mei saat artikel ini ditulis, hujan masih sangat mencintai Indonesia untuk mengucapkan selamat tinggal kepadanya.

Untuk memperingati hari perubahan iklim pada tanggal 23 Mei, Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) Universitas Islam Indonesia (UII) memprakarsai acara Enviro Festival 2016. Acara ini merupakan sebuah Kegiatan yang bertujuan untuk memberikan edukasi kepada mahasiswa dan masyarakat terkait dengan fenomena perubahan iklim yang terjadi saat ini, dengan harapan adanya kegiatan ini mahasiswa dan masyarakat menjadi lebih peduli terhadap lingkungan dan mampu memberikan suatu solusi yang kreatif dan inovatif untuk mengatasi perubahan iklim. Enviro Festival kali ini mengusung tema besar Raise Your Voice Against the Climate Change, menggerakkan masyarakat untuk bergerak melawan perubahan iklim.

“Kita (panitia) mengajak mahasiswa dan warga umumnya untuk raise your voice, bukan cuma suara tapi juga aksi”, ungkap Raka Arya Adi selaku ketua Steering Comittee (SC) acara Enviro Festival 2016.

Acara dibagi dalam beberapa kegiatan, antara lain Talkshow, Bazaar, Car Free Day dan Fun Bike, berlangsung selama dua hari. Talkshow diadakan pada tanggal 21 Mei 2016, bertempat di Jogjakarta Plaza Hotel. Talkshow bertemakan “Apa Kabar Jogjaku”, mengangkat tentang perubahan-perubahan Yogyakarta dari Yogyakarta zaman dahulu dengan Yogyakarta sekarang, serta hubungannya dengan perubahan iklim serta dampaknya bagi Yogyakarta. Acara dipandu oleh Rida Nurafiati, yang pernah menjabat sebagai ketua Koalisi Pemuda Hijau Indonesia (KOPHI) DIY 2013-2015. Sementara itu, pembicara yang dihadirkan oleh panitia antara lain Ninik Sri Handayani (Kasubbid Pengendalian Pencemaran Udara BLH Yogyakarta), Andriyas Aryo (Staf Analisa Iklim Pos Klimatologi Yogyakarta BMKG), Hijrah Purnama Putra (Dosen Teknik Lingkungan, Greenpreneur Butik Daur Ulang). Acara juga menghadirkan Bastian Widyatama dan Vennatia Intan Tsuroyya (Dimas Diajeng Yogyakarta 2015) sebagai perwakilan pemuda di acara Talkshow ini.

Suasana Talkshow “Apa Kabar Jogjaku” (kiri ke kanan: Ridha Nurafiati, Ninik Sri Handayani, Andriyas Aryo, Hijrah Purnama, Vennatia Intan, Bastian).

Kegiatan kedua dari rangkaian acara Enviro Festival 2016 ini adalah Car Free Day dan Fun Bike yang sama-sama diadakan di Jalan Jendral Sudirman pada tanggal 22 mei 2016, panitia mengajak mahasiswa dan masyarakat umum untuk peduli terhadap lingkungan dengan cara mengurangi kontribusi kita terhadap pemanasan global dari asap kendaraan dengan cara bersepeda ria, selain itu untuk memeriahkan acara, panitia menyediakan hiburan seperti bazaar, live music, tari zumba masal dan tambahan berbagai doorprize untuk acara Fun Bike dan Car Free Day ini.

Suasana Start Line Acara Fun Bike E-Fest 2016

Raka Arya Adi, mahasiswa Teknik Lingkungan UII angkatan 2013, sebagai ketua Steering Committee (SC) Enviro Festival 2016, menyebutkan bahwa sebagai manusia, mahasiswa Teknik Lingkungan harus mampu  dan siap menanggulangi masalah perubahan iklim. Climate Change – Climate Action, jika ada perubahan iklim harus ada aksi untuk menanggulangi perubahan iklim tersebut.

“Masih banyak permasalahan-permasalahan terkait dengan lingkungan yang perlu kita tanggulangi. Kita sebagai mahasiswa Teknik Lingkungan harus peka terhadap permasalahan-permasalahan lingkungan tersebut”, ungkap Raka sebagai harapan agar acara seperti Enviro Festival ini selalu hadir untuk meningkatkan kesadaran lingkungan masyarakat.

penyusun artikel: Baiq Raudatul Jannah (Mahasiswi Teknik Lingkungan UII angkatan 2013)
*telah disunting tanpa banyak mengubah isi artikel*

Pada 25-26 Mei 2016, berlokasi di Hotel Inna Garuda Yogyakarta, diadakan workshop Inovasi Penyehatan Lingkungan Pemukiman dalam format diskusi panel. Beberapa dosen Teknik Lingkungan UII diundang untuk mengikuti acara workshop ini. Dosen-dosen tersebut adalah Eko Siswoyo, Aulia Ulfah Farahdiba, Yebi Yuriandala, Adam Rus Nugroho dan Qorry Nugrahayu. Workshop ini diadakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Dirjen Cipta Karya, Satuan Kerja (Satker) Penyehatan Lingkungan Pemukiman (PLP). Acara ini mengundang para akademisi, BLH dan Satker PLP beberapa daerah (DIY, Jawa Tengah dan Jawa Timur). Acara dibagi menjadi dua hari dengan perbedaan bidang pembahasan. Pembahasan di hari pertama meliputi inovasi teknologi untuk menyelesaikan permasalahan air limbah dan persampahan. Sementara itu pembahasan di hari kedua meliputi inovasi teknologi untuk menyelesaikan permasalahan drainase dan banjir.

Pada 18 Mei 2016 diadakan acara yang telah diselenggarakan oleh International Association of Plumbing and Mechanical Officials (IAPMO) selama beberapa tahun belakangan ini. Pada kesempatan ini, hadir dua dosen Teknik Lingkungan UII sebagai peserta undangan, yakni Eko Siswoyo dan Adam Rus Nugroho. Tahun lalu pun beberapa dosen Teknik Lingkungan UII menghadiri acara serupa. Dalam acara yang diadakan di Hotel Ritz Carlton di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan ini, diketengahkan pembahasan mengenai standar terbaru dalam melakukan perencanaan plumbing, yakni SNI 8153:2015, yang baru diluncurkan pada 2015 lalu oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN). Dalam pertemuan yang diadakan dalam rangka World Plumbing Day ini, IAPMO menjadikan judul pertemuan ini sebagai: 3rd Annual Education Conference – Water for Indonesia : Indonesian Plumbing System Standardization.

Direktur (CEO) IAPMO, Russ Chaney dan Kepala BSN, Bambang Prasetya turut memberi sambutan pada pembukaan acara. Inti dari acara ini adalah presentasi dan diskusi panel dari beberapa narasumber untuk membahas pentingnya standar SNI 8153:2015 untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan warga Indonesi, menjaga lingkungan hidup dan meningkatkan perekonomian Indonesia. Narasumber tersebut ada empat orang: Donny Purnomo, salah seorang kepala bidang dari BSN, membahas mengenai skema implementasi SNI 8153:2015; Naning Adiwoso, ketua Green Building Council Indonesia, membahas mengenai filosofi green building dan keterkaitannya dengan perpipaan gedung; Ken Wijaya, Wakil Presiden Eksekutif IAPMO, membahas pengembangan standarisasi sistem plumbing dan adopsinya ke Indonesia; serta perwakilan dari PUSLITBANG Kementerian Pekerjaan Umum yang membahas mengenai pentingnya SNI 8153:2015.

Meskipun ada sedikit keterlambatan acara, secara umum acara berjalan cukup lancar dengan diselingi pertunjukan dramatik dari anak-anak Panti Asuhan yang memainkan pentas panggung yang mengusung tema air bersih. Anak-anak tersebut beraksi di atas panggung secara berkelompok membawakan lagu, puisi dan sedikit mini drama yang menyinggung soal air bersih. Harapannya agar esensi dari acara ini tercapai, yakni menyediakan akses air bersih yang terjamin kualitas perpipaannya.

Pada tanggal 7 dan 8 Mei 2016, tiga dosen muda Prodi Teknik Lingkungan UII mengikuti konferensi internasional yang diselenggarakan oleh Institute of Research Engineers and Doctors (IRED) di Bangkok, Thailand. Ketiga dosen tersebut adalah Adam Rus Nugroho, Fajri Mulya Iresha dan Qorry Nugrahayu. Konferensi internasional yang diadakan bernama resmi Fourth International Conference on Advances in Applied Science and Environmental Technology (ASET 2016). IRED merupakan lembaga yang berlokasi di Amerika Serikat dan diketahui telah mengadakan berbagai macam conference internasional untuk berbagai macam bidang ilmu. Berbarengan dengan konferensi ASET 2016 yang diperuntukkan bidang ilmu sains terapan dan teknologi lingkungan ini, juga diadakan tiga konferensi bidang ilmu lain di lokasi dan waktu yang sama. Tiga konferensi lainnya adalah Computing, Control and Networking (ACCN); Civil, Structural and Mechanical Engineering (ACSM); dan Economics, Social Science and Human Behaviour Study (ESSHBS). Total peserta dari keempat konferensi tersebut adalah 46 orang atau paper. Untuk ASET sendiri terdapat 17 paper yang lolos menjadi peserta konferensi dan terabadikan di dalam prosiding.

Materi yang paling menarik menurut penulis, yang ditemukan dalam konferensi ASET 2016 adalah presentasi dua paper yang dibawakan oleh satu orang yang sama, Augustine Osamor Ifelebuegu, yang berasal dari Coventry University, Inggris. Papernya yang pertama berjudul “Oil Spill Clean-Up from Sea Water using Waste Chicken Feathers”. Paper tersebut meneliti limbah bulu ayam yang dijadikan material adsorpsi. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa kapasitas adsorpsi maksimum yang didapatkan mencapai 7694 mg/g, 6059 mg/g dan 4097 mg/g untuk minyak sayur, minyak mentah, dan minyak solar secara berurutan. Paper dari Ifelebuegu yang kedua berjudul “An Evaluation of the Removal of Progresterone in Wastewater by Adsorption onto Waste Tea Leaves”. Penelitian ini sekali lagi membahas mengenai adsorpsi. Pada penelitian paper kedua ini material adsorben yang berasal dari limbah daun teh dicoba digunakan untuk menghilangkan senyawa kimia yang termasuk ke dalam endocrine disrupting chemical (EDC), yakni progresterone. Kedua penelitian ini menjadi menarik sebab limbah minyak dan EDC merupakan emerging contaminant (kontaminan yang tidak umum dipantau namun keberadaannya sangat berbahaya bagi lingkungan) dan sangat sesuai dengan isu terkini di dunia global.

Dalam kesempatan ini salah satu dosen Teknik Lingkungan UII berhasil sedikit berdialog dengan Mr. Augustine dan membuat adanya kesempatan untuk bekerja sama dengan beliau. Harapan ke depannya beliau dan timnya bisa didatangkan di Prodi Teknik Lingkungan UII untuk memberikan pencerahan di bidang lingkungan dari hasil penelitian-penelitiannya. Aamiin.

Paper dari dosen Teknik Lingkungan UII sendiri sebagai berikut:

  • Adam R.N. :
  • Fajri M.I. :
  • Qorry Nugrahayu :

Prosiding konferensi internasional ASET 2016 dapat dilihat pada tautan .

Fajri saat dinobatkan sebagai juara favorit DSEA 2015

Fajri Mulya Iresha (24), dosen muda Program Studi Teknik Lingkungan UII, boleh berbangga. Pasalnya pemuda lulusan Teknik Lingkungan Universitas Indonesia ini memiliki prestasi yang membanggakan. Tidak tanggung-tanggung, di umurnya yang masih sangat muda ini Fajri terpilih sebagai pemenang terfavorit Danamon Social Enterpreneur Awards 2015. Event yang diselenggarakan oleh Bank Danamon sejak tahun 2006 ini bertujuan untuk mengapresiasi para pejuang masyarakat yang ingin mewujudkan upaya-upaya entrepreneur yang bervisi untuk membantu kesejahteraan jutaan orang di luar sana. Danamon Social Entrepreneur Awards (DSEA) merupakan penghargaan yang dipersembahkan oleh Danamon untuk individu-individu yang menghasilkan usaha luar biasa dan berkesinambungan untuk memberdayakan hidup dirinya maupun lingkungannya melalui solusi kewirausahaan.

Kondisi yang melatarbelakangi Fajri untuk mendirikan unit usahanya, Zero Waste Indonesia (ZWI), adalah karena keprihatinan Fajri terhadap lingkungan sekitar yang tercemar oleh sampah. Menurut pandangannya, sampah memiliki nilai ekonomis bila dikelola dengan baik. Sampah tidak seharusnya hanya dibiarkan diproses sebagai barang yang tidak berharga. Oleh sebab itu, Fajri pun mengumpulkan teman-temannya untuk memulai bisnis daur ulang sampah di Depok pada tahun 2013 lalu. Ia bersama rekan-rekannya sesama mahasiswa Teknik Lingkungan, kala itu memulai untuk bersih-bersih dan mengumpulkan sampah di Depok dengan membuat bank sampah. Bank sampah ZWI yang dibuat di area rumah kontrakan tersebut mengumpulkan sampah dari masyarakat di sekitar wilayah Kampus Universitas Indonesia, kampus dimana mereka kuliah.

Setelah usaha yang Fajri dan kawan-kawannya rintis di awal perjuangan membebaskan lingkungan tempat mereka tinggal dari sampah tersebut, mereka pun berhasil memenangi Enterpreneurship Challenge yang diadakan di ITB dan mendapatkan hadiah uang yang cukup besar. Kemudian uang hadiah tersebut pun lantas dimanfaatkan untuk meneruskan perjuangan mereka. Fajri dan kawan-kawan menggunakan uang tersebut untuk menyewa lahan yang akan digunakan untuk mengumpulkan dan mengolah sampah plastik. Kemudian Zero Waste Indonesia pun didirikan oleh Fajri dengan visi membebaskan Indonesia dari sampah.

Zero Waste Indonesia (ZWI) yang dikelola Fajri beserta kawan-kawannya mengajak masyarakat kaum marjinal untuk dilibatkan sebagai pengelola Bank Sampah milik ZWI. Sampah plastik diolah di lahan ZWI dengan cara digiling. Setelah digiling, sampah-sampah plastik tersebut kemudian dikirim ke industri bijih plastik di Depok dan Tangerang. Dengan bantuan dari karyawan-karyawannya, Bank Sampah milik Fajri bisa menghasilkan 200 kg sampah plastik per hari dengan omzet mencapai Rp 30 juta per bulan. Jika kapasitas pengolahan bisa ditingkatkan mencapai 1 ton per hari, maka omzet yang diperkirakan Fajri mencapai Rp 200 juta per bulan.

Fajri dan Karyawan-Karyawan Bank Sampahnya

Berkat upayanya menggandeng kaum marjinal dalam menjalankan wirausaha mulianya ini, lantas pada tahun 2015 Fajri berhasil memenangi juara favorit dalam Danamon Social Enterpreneur Awards. Pada saat memenangi juara tersebut, Fajri telah menjadi dosen baru di Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia (UII). Sehingga, kala itu Fajri masih mengelola ZWI miliknya dengan bolak-balik Yogyakarta (dimana UII berada) dan Depok. Saat ini ZWI pun akhirnya oleh Fajri diserahkan pengelolaan utamanya kepada rekan Fajri di Depok. Walau begitu, Fajri tetap berusaha menjadi penasehat ZWI sampai saat ini. Harapan Fajri, dengan upayanya membangun ZWI, orang lain akan termotivasi dan terinspirasi untuk membangun upaya-upaya serupa di seluruh Indonesia. Karena sebenarnya, memang pada perencanaannya, ZWI ditargetkan dapat direplikasi di kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Saat ini, Fajri berupaya untuk meneruskan perjuangannya dengan memulai usaha pengelolaan sampah di Kampus UII. Dimulai dari Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) dimana Prodi Teknik Lingkungan berada, Fajri berupaya untuk membuat sistem pengelolaan agar jumlah sampah yang timbul dapat direduksi. Targetnya FTSP UII dapat bergerak menuju pencapaian zero waste. Setelah FTSP berhasil mencapai zero waste, kemudian Kampus UII. Sehingga, nantinya civitas akademika Kampus UII akan terbebas dari sampah. Hal itu bukan hanya impian, namun bisa dicapai jika para civitas akademika mau peduli akan pengelolaan sampah. Mari kita mulai dari diri kita sendiri, untuk tidak meninggalkan sampah selain di tempat sampah.

Fajri dan Kawan-Kawan saat Mengikutkan ZWI pada Kompetisi Tingkat ASEAN.