Mahasiswa Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia (UII) angkatan 2014, Alfin Fadhilah, berhasil lolos sebagai finalis 10 besar lomba tantangan menulis artikel yang berkaitan dengan konservasi energi dan energi terbarukan. Lomba ini diselenggarakan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Tulisan Alfin dapat dilihat pada tautan berikut. Berikut pengalaman yang dibagikan oleh Alfin:

Bermula dari Twitter ESDM
Pertama kali saya mengetahui informasi tentang kompetisi blog #15Hariceritaenergi yang diselenggarakan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) adalah dari tautan seseorang di Twitter sekitar awal Agustus 2017. Setelah mengetahui informasi tersebut, saya merasa persyaratan-persyaratan dari pihak panitia dapat saya penuhi. Tak lama kemudian saya mencoba mendaftar dan memantapkan diri untuk berkonsisten menulis sejak tanggal 17 Agustus 2017 hingga 31 Agustus 2017.

Kompetisi yang mengambil tema Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE)  ini dilaksanakan untuk mendorong pemanfaatan energi bagi para generasi muda (18-30 tahun). Setiap peserta diminta menulis selama 15 Hari tentang topik EBTKE sesuai sudut pandang mereka di kanal blog pribadi. Tulisan yang dimuat terdiri dari minimal 800 kata dan diharuskan untuk disebar ke setiap sosial media dari peserta yang mengikuti kompetisi. Ada sekitar 128 peserta yang mengikuti kompetisi ini dan menghasilkan sepuluh finalis untuk memaparkan gagasan atau mempresentasikan ide mereka pada acara The 6th Indonesia EBTKE Conex 2017 di Balai Kartini DKI Jakarta. Nantinya, selepas presentasi akan dilakukan pengumuman tiga besar untuk berangkat ke kantor pusat The International Energy Agency (IEA) di Paris, Perancis.

Menjadi Salah Satu dari Dua Finalis yang Berstatus Mahasiswa
Pengumuman sepuluh besar finalis telah diumumkan pada 8 September 2017 dan syukur alhamdulillah saya termasuk salah satu di antaranya. Alhasil, pada tanggal 14 September saya diharuskan untuk berangkat ke Balai Kartini guna mempresentasikan ide saya seputar EBTKE. Dalam perjalanan menuju ke Jakarta, saya bersyukur diberikan bantuan dana transportasi oleh pihak Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia.

Saat berada di Balai Kartini, saya agak gentar melihat finalis yang lain dikarenakan hanya dua orang yang terdiri dari kalangan mahasiswa dan selebihnya adalah kalangan profesional, pengusaha, juga peneliti di bidang energi. Bahkan dua dari sepuluh peserta telah memperoleh gelar doktoral. Tetapi saya mencoba untuk bersikap rileks dan apa adanya. Dalam presentasi yang dimulai sekitar pukul sepuluh tersebut, saya mencoba memaparkan tentang bagaimana Indonesia menghadapi permasalahan energi terbarukan di masa yang akan datang. Saya mengusulkan untuk melakukan percepatan program Sustainable Energy One Map (Satu Peta Energi Berkelanjutan) yang berguna untuk mengurangi konflik lahan, terutama pada pengerjaan proyek panas bumi yang sering kita dengar belakangan ini. Selain itu, saya juga memaparkan penerapan konsep VUCA (Volatility, Uncertainity, Complexity and Ambiguity) pada pengembangan energi terbarukan, mengingat konsep tersebut saat ini sedang banyak digunakan dalam analisis pasar global. Jerman menggunakan metode analisis ini untuk membuat kerangka kerja yg diterapkan dalam kebijakan mengenai perubahan iklim. Terakhir, saya mencoba mempopulerkan istilah crowdempowering dalam setiap pembangunan proyek energi bersih yang mana dalam hal ini mengajak masyarakat sekitar untuk aktif berkontribusi terhadap setiap proyek yang dijalankan pemerintah, dalam hal ini Kementerian ESDM.

Selepas presentasi dari kesepuluh peserta, diumumkan tiga peserta yang lolos untuk mengunjungi kantor pusat IEA di Paris. Tapi sayangnya, saya tidak termasuk ke dalam tiga peserta yang lolos tersebut. Meski begitu, saya cukup senang telah berhasil masuk sepuluh besar dan menambah wawasan bagi diri saya tentang EBTKE di Indonesia.

Setelah rangkaian acara tersebut selesai, menjelang sore saya beranjak menuju Expo EBTKE yang gedungnya masih bersebelahan dan melihat beberapa teknologi di bidang energi terbarukan yang telah mulai marak dipasarkan. Hampir dari keseluruhan expo, produk-produk dari solar panel mendominasi rangkaian expo tersebut. Puas melihat produk-produk dalam expo tersebut, saya akhirnya beranjak menuju stasiun kereta api untuk kembali ke Jogja.

Program Studi Teknik Lingkungan (PSTL), Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) mendapat kehormatan dengan kunjungan Liasion dari Faculty of Civil Engineering, Gifu University yang bernama Associate Professor Toshiro Yamada, pada 7-8 September 2017. Kunjungan ini merupakan sebagai salah satu tahap awal untuk mempercepat proses penandatanganan kerjasama (Memorandum of Understanding (MoU) antara UII dengan Gifu University.

Selain untuk membahas program setelah pengesahan MoU, kuliah umum pun menjadi salah satu aktivitas penting dalam kunjungan ini. Prof. Yamada memberikan kuliah umum, di hadapan sekitar 250 mahasiswa yang didominasi oleh mahasiswa baru PSTL UII angkatan 2017, yang berjudul “Introduction of Japanese Drinking Water Treatment and Wastewater Management”.

Prof. yang suka makan makanan Indonesia ini memberikan uraian sejarah Jepang dalam memelihara alam, mengkonservasi air hingga pengolahannya menjadi layak pakai dan minum. Kuliah umum ini berhasil menarik minat para calon engineer lingkungan dengan banyaknya antusias para peserta yang memberikan pertanyaan seputar teknologi dan metode pengolahan air di Jepang hingga bisa langsung diminum.

Selain itu, beliau juga memberikan kuliah di kelas mata kuliah Pengelolaan Limbah Industri. Yamada sensei memberikan kuliah tentang teknologi pengolahan limbah rumah tangga yang lebih terkenal dengan nama Johkasou. Teknologi ini menggabungkan antara pengolahan anaerobik, fakultatif-aerobik dan aerobik dalam mengolah, baik limbah grey water maupun black water dari rumah tangga. Tema ini membuka pikiran mahasiswa PSTL untuk memajukan proses conventional septic tank menjadi teknologi on-site treatment yang tangguh dalam mengolah limbah rumah tangga di Indonesia.

Semoga dengan kuliah umum dan kuliah tamu ini dapat menarik minat mahasiswa PSTL dan juga memicu mereka agar kuliah lebih giat dalam menimba ilmu untuk bisa menyelesaikan permasalahan lingkungan di kemudian hari.


Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ) merupakan kegiatan besar yang menjadi salah satu awalan bagi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman untuk melakukan aksi nyata menuju Poros Maritim Dunia. Melalui ENJ, diharapkan terbentuknya konektivitas antarmasyarakat Indonesia sebangsa dan setanah air yang selama ini masih kurang dijangkau karena kondisi geografisnya. ENJ menjadi upaya untuk menghadirkan Negara di pulau-pulau kecil dan terluar dengan mengirimkan pemuda-pemudi terbaik nusantara agar terjun langsung di masyarakat yang membutuhkan (enj-maritim.id).

ENJ terdiri dari tiga kelompok, yaitu kelompok pemuda (kapal perintis), kelompok mahasiswa (kapal perintis) dan kelompok siswa (KRI Dewaruci). ENJ kelompok mahasiswa dan kelompok siswa merupakan kelompok ENJ yang bekerja sama dengan instansi pendidikan tertentu. Kelompok ENJ mahasiswa bekerja sama dengan 46 perguruan tinggi negeri (PTN) dengan kuota 1000 mahasiswa. Sedangkan kelompok ENJ siswa bekerja sama dengan SLTA (SMA/sederajat) dengan kuota 68 siswa. ENJ kelompok pemuda merupakan kelompok yang terdiri dari pemuda yang berusia 17-30 tahun (UU No.40 Tahun 2009). Pada kelompok ENJ pemuda dilakukan seleksi dengan beberapa kriteria khusus, dimana kuota yang disediakan hanya berjumlah 2000 pemuda sedangkan yang melakukan pendaftaran mencapai 13416 (enj-maritim.id).

Rizal Kartika Wardhana, mahasiswa Teknik Lingkungan UII angkatan 2014 mengikuti kegiatan ENJ ini dari tanggal 21 Agustus hingga 31 Agustus 2017. Berikut penuturan Rizal dalam membagikan pengalamannya selama mengikuti kegiatan ENJ tersebut:

Pada kesempatan ini, alhamdulillah saya terpilih sebagai salah satu pemuda yang berhak mengikuti kegiatan ENJ ini. Saya terpilih untuk mengikuti kegiatan ENJ di Provinsi Jawa Timur, lebih tepatnya di pulau Ra’as. Kegiatan tim kami berlangsung selama 12 hari. Kegiatannya terdiri dari posyandu, home visit (diabetes dan hipertensi), Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), sosialisasi beasiswa, pulau inspirasi, taman baca, donasi baju dan sembako, pengenalan internet, yuk nabung, bina kreativitas desa, bersih desa dan pantai, pengolahan buah bakau menjadi sirup, sosialisasi potensi SDA dan konservasi lingkungan, dan eksplorasi pulau. Selama kegiatan yang berlangsung 12 hari tersebut, alhamdulillah kami mendapat dukungan penuh dari masyarakat maupun pemerintah.

?v=Ef05yYu4UvU

?v=gYTs9BVhYAk

Assalamu’alaikum wr.wb.

  1. Berikut pengumuman untuk yang lulus sebagai asisten praktikum Kimia Dasar dan Kimia Lingkungan: [PDF1]
  2. Berikut pengumuman untuk interview ulang asisten praktikum Kimia Dasar: [PDF2]
  3. Berikut pengumuman untuk interview ulang asisten praktikum Kimia Dasar: [PDF3]
  4. Berikut pengumuman lanjutan untuk hasil interview ulang asisten praktikum [PDF4]

Demikian harap menjadi perhatian bagi pendaftar asisten praktikum Kimia Dasar & Kimia Lingkungan periode 2017/2018.

Wassalam.